Banyak orang ingin memberikan yang terbaik buat anak keturunannya supaya mereka dapat hidup degan baik dan layak.
Bagaimana Caranya ?..
Cicilan Warisan melalui Paper Asset di PRUDENTIAL
Saat ini di negara maju, sudah jarang sekali orang atau orang tua memberikan warisan berupa rumah atau properti lainnya. Mereka lebih banyak memilih memberikan warisan melalui program Paper Asset.
Sementara, di Indonesia, kebanyakan orang tua cenderung masih terbiasa memiliki dan mewariskan kepada anak-anaknya dengan konventional asset seperti: rumah, ruko, apartment, tanah, logam mulia, dan lain-lain.
Untuk merencanakan dana warisan, Anda bisa mempercayakan paper asset, salah satunya pada Asuransi Jiwa sebagai sumber perencanaan dan persiapan dana warisan. Paper asset merupakan cara yang paling mudah, cepat, dan dengan hasil yang maksimal untuk menyiapkan warisan buat anak cucu.
Disini, di Indonesia, merencanakan dana warisan melalui paper asset pada asuransi jiwa memang belum terlalu populer seperti layaknya di negara-negara maju.
Jadi Sebenarnya Apa Sih Paper Asset Itu ?
Yuk, kita lihat konsep warisan memalui asuransi ini :
Bapak Ali, 33 tahun, ingin memiliki asset yang akan diwariskan ke anak-anaknya nanti senilai Rp. 1 Miliar.
Dengan program paper asset di assuransi, maka Bapak Ali cukup menyisihkan dana sebesar 10% dari warisan yg diharapkannya nanti yaitu sebesar Rp. 100 juta, yang dapat dicicil sebanyak 10x setoran yaitu Rp. 10 juta per tahun atau Rp. 830 ribuan per bulan. Maka, melalui program paper asset tersebut maka Bapak Ali akan mendapatkan hasil yang maksimal dengan cara yang mudah, ringan dan cepat.
Mari kita bandingkan kalau Bapak Ali merencanakan memiliki warisan melalui conventional asset dengan mewariskan rumah atau property lainnya.
Jika harga rumah saat ini Rp. 1 M, maka Bapak Ali harus mempersiapkan dana sebesar Rp. 300 juta sebagai uang muka pembelian rumah.
Setelah itu, maka Bapak Ali memiliki kewajiban untuk membayar cicilan rumah tersebut setiap bulan sebab dia membeli secara kredit melalui KPR Bank.
Katakanlah baru mencicil 1 kali, Bapak Ali meninggal dunia. Karena cicilan via KPR, maka anak-anak Bapak Hasan sudah memiliki rumah senilai Rp. 1 M.
Sekilas cara ini menarik bukan?
Seandainya anak-anak Bapak Ali membutuhkan uang cash untuk keperluan hidup mereka, karena kepala keluarga sudah tidak ada, maka solusinya adalah dengan menjual rumah.
Pertanyaanya adalah : apakah menjual rumah itu gampang ? Pasti membutuhkan waktu dan membutuhkan proses, seperti : Sebelum laku dijual tentunya akan ada biaya maintenance. Agar rumah cepat laku maka harus pasang iklan berarti ada biaya iklan atau fee untuk agen sekitar 2-2.50 %. Jika rumah tersebut laku terjual akan dikenakan pajak penjualan 5%.
Biaya Balik Nama di Notaris.
Ini adalah MASALAH-MASALAH yang harus dihadapi oleh ahli waris Bapak Ali.
Seandainya Bapak Ali tidak mempersiapkan surat wasiat, maka ada kemungkinan pembagian hasil penjualanan rumah tersebut terjadi perselisihan diantara ahli waris.
Lalu ada kemungkinan diantara ahli waris Bapak Ali, ada yang membutuhkan uang dengan cepat. Sehingga rumah dijual murah. Artinya, harta warisan mengalami penurunan nilai secara signifikan.
Masalah lain, adalah bagaimana seandainya Bapak Ali terkena penyakit kritis dan tidak meninggal dunia tapi tidak dapat bekerja lagi ? Sementara Bapak Ali membutuhkan biaya yg besar untuk pengobatannya.
Bapak Ali harus tetap membayar cicilan atau stop bayar cicilan dengan konsekuensi rumah disita.
Inilah yang menyebabkan masyarakat di negara maju tidak terlalu berminat menambah konvensional asset. Sebab dianggap terlalu ribet karena mengeluarkan biaya-biaya tambahan yang cukup banyak .
Lalu apakah yang mereka pilih untuk memiliki dana warisan bagi anak-anaknya?
Jawabannya: Paper Asset melalui PRUDENTIAL
Seperti yang sudah dicontohkan di atas tadi, maka dengan HANYA membayar 'cicilan' sebesar Rp. 830 ribuan per bulan melalu program paper asset, maka Bapak Ali sudah dapat mewariskan dana atau asset sebesar Rp. 1 Miliar.
Apabila Bapak Ali meninggal dunia, maka anak-anaknya sebagai penerima warisan bisa langsung memperoleh uang tunai senilai Rp. 1 Milyar tanpa dikurang biaya apapun bahkan ditambahkan nilai tunai yang terbentuk pada saat itu.
Bahkan, seandainya Bapak Ali baru mencicil 1 x yaitu 830 ribuan dan meninggal dunia, maka paper asset senilai 1 MILYAR tersebut bisa langsung dicairkan.
Bagaimana jika Bapak Ali terkena salah satu dari penyakit kritis?
Jika Bapak Ali terkena musibah penyakit kritis dan berumur panjang, maka Bapak Ali tidak perlu lagi membayar ‘cicilan’ setiap bulannya. Bebas bayar cicilan.
Jadi kelebihan pogram paper asset dengan konvensional asset adalah :
Tidak memerlukan syarat uang muka 30 persen.
Tidak memerlukan syarat biaya pemeliharaan.
Tidak dikenakan biaya pajak waris.
Tidak dikenakan biaya notaris atau biaya balik nama.
Pembagian kepada ahli waris adil dan rata, sehingga dikemudian hari tidak terjadi perselisihan.
Menurut Anda, dengan tujuan yang sama, yaitu ingin mewariskan asset atau dana warisan sebesar Rp. 1 M, cara manakah yang lebih Anda pilih?
Mengapa Anda harus memiliki asuransi penyakit kritis? Simak ulasannya di Blog ini: Inilah Alasan Mengapa Anda Membutuhkan Asuransi Penyakit Kritis. Salah Satunya...
Jika alasan Bapak Ali lebih memilih memiliki dana warisan 1 M melalui program paper asset dengan mengikuti mindset di negara-negara maju, bagaimana dengan Anda?
Ini adalah solusi aman dan pasti untuk memiliki dana warisan untuk Anda dan keluarga Anda.
Untuk mendapatkan gambaran detail berapa nilai paper asset yang Anda inginkan silahkan hubungi nomor telpon di bawah.
>>>> KONSULTASI GRATIS <<<<